Membangun Ukhuwah Diantara Aktifis dan Harokah Dakwah


MEMBANGUN UKHUWAH

Bagaimana Membangun atau Rasa Persaudaraan diantara Aktifis Dakwah, Harokah, Ormas, Orpol, dan lembaga-lembaga Dakwah yang menginginkan Islahul Ummah (perbaikan umat)?.
 
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi akan keheterogenan Harokah, Ormas, Orpol, dan lembaga-lembaga Dakwah yang menginginkan Islahul Ummah (perbaikan umat), diantara mereka ada yang berbeda dalam hal fikrah (pemikiran). Namun realitas kita telah menjumpai pada tataran di aplikasi masyarakat, baik sebagai sebuah gerakan ataupun sebagai individu,  mereka semua siapapun orangnya apapun kelompoknya, darimanapun asalnya mereka semua bisa dan pernah melakukan kebaikan-kebaikan dalam rangka Islahul Ummah.

Paling tidak ada 4 (empat) jenis pilar bangunan Ukhuwah yang mesti dibangun secara positif, keempat bangunan ukhuwah ini bukan sebagai pembeda antar bangunan Ukhuwah, tetapi sebagi bangunan-bangunan yang saling melengkapi  untukl membangun ukhuwah  untuk menopang tujuan besar Islahul Ummah dan Basyariyah (perbaikan umat dan kemanusiaan), yaitu :
1. Ukhuwah antar kader dalam bangunan jamaah/harokah/gerakan/organisasi/lembaga yang sama.
2. Ukhuwah Islamiyah, yaitu Ukhuwah berdasarkan kesamaan sebagai kaum Muslimin, baik didalam satu negara maupun antar negara.
3. Ukhuwah Wathoniyah, yaitu ukhuwah berdasarkan kesamaan tanah air dan kebangsaan Indonesia.
4. Ukhuwah Basyariyah, yaitu ukhuwah yang dibangun berdasarkan kemanusiaan, apapun kelompoknya apapun agamanya, hubungan kemanusiaan dibangun dengan prinsip-prinsip Muamalah.

Adanya realitas berbagai jenis bangunan ukhuwah itu, agar kita meskipun masih tetap berbeda-beda tetapi tetap bisa saling bekerjasama untuk bersama-sama memperbanyak kebaikan-kebaikan dan agar mengurangi gesekan-gesekan perbedaan-perbedaan, yang hampir pasti keadaan seperti itu kita jumpai ada dimana-mana, dan juga adanya tarik menarik perang pemikiran diantara pilar-pilar itu itu. Ya.. kita semua memerlukan kesadaran bersama untuk saling Membangun Ukhuwah. Selagi saudara kita masih memegang teguh syahadatnya dan selagi jalan dakwah mereka masih (setidaknya) sejalan dengan syariat Islam, mereka tetap saudara kita. Sikap ashabiyyah mari buang jauh-jauh, karena Islam itu memahami perbedaan dan perbedaan itu rahmat. Dan betapa indahnya kehidupan kita ini, bila kita semua mampu secara bersama-sama saling Membangun Ukhuwah. Dan tentunya harus kita aawali dan plikasikan dalam kehidupan sehari-hari kita masing-masing.  Untuk itu kita bangun harapan bersama terciptanya Ukhuwah dalam kehidupan sehari-hari. 
Paling tidak ada 4 tiang pondasi atau kata kunci dalam memupuk rasa persaudaraan tersebut :

1. Ta’aruf ( Saling Mengenal )

“Tak kenal maka tak sayang” sebuah peribahasa yang sudah akrab di telinga kita. Ta’aruf antar kader merupakan tiang utama yang harus ditegakkan terlebih dahulu dalam membangun persaudaraan. Dengan ta’aruf yang mendalam diharapkan:  
a. Timbulnya rasa persaudaraan yang kokoh.  
b. Berseminya rasa kasih sayang yang mendalam sesama komponen bangsa. 
c. Muncul rasa tanggung jawab yang besar
d. Dan setiap kita hendaknya memiliki jiwa besar untuk siap menerima dan memberi kepada sesamanya. 

Sesungguhnya yang harus dihindari kita semua adalah rasa saling buruk sangka dan su'udzon, hal ini terjadi karena kurangnya rasa saling mengenal sesamanya. Banyak diantara kita yang kehilangan semangat berjamaah dikarenakan masih cenderung memegang ego kelompok (ashabiyyah). Diriwayatkan dari Abu Musa r.a. bahwa sesungguhnya dia telah mendengar Rasulullah saw bersabda :
“Tidaklah kamu sekalian termasuk beriman sebelum saling menyayangi.” Para sahabat berkata,”Ya Rasul, kami sudah saling menyayangi.” Beliau menjawab,”Yang dimaksudkan bukanlah berkasihsayang hanya dengan salah seorang diantara kawan2mu, tetapi berkasih sayanglah kepada umum.” (HR ath-Thabrani)

2. Tafahum ( Saling Memahami )

Tafahum berarti usaha setiap kita untuk dapat menggali informasi sebanyak mungkin segala hal yang berkaitan dengan cara berpikir, lingkup pengalamannya dari sesamanya. Untuk belajar memahami orang lain, hendaknya kita mampu mengidentifikasikan diri kita sebagaimana karakter dari orang lain. Kita wajib memiliki gambar khayalan tentang saudara orang lain yaitu empati.
3. Ta’awun ( Saling Menolong )
Jika cinta kepada ALLAh telah menembus jantung setiap dada umat ini maka sifat Ta’awun merupakan salah satu karakter yang melekat seutuhnya. Saling menolong antar kita tidak mungkin terwujud jika setiap individu dilanda penyakit wahn, pengecut dan lemah. 
4. Takaful ( Saling BertanggungJawab)
Perasaan tanggungjawab akan menyebabkan setiap kita sangat waspada dan self control yang tinggi untuk menjaga saudaranya dari kehancuran, fitnah dan celaan, karena dia merasa bahwa dirinya juga bagian dari saudaranya yang lain. Karena memang begitulah Islam mengajarkan bahwa sesama muslim itu bersaudara. Rasul saw besabda :
“Barangsiapa menutupi aib saudaranya maka ALLAH akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat.” (HR Ibnu Majah)

Mari berlomba-lomba dalam kebaikan dan menghindarkan keburukan-keburukan : "Barangsiapa mengerjakan kebaikan sebiji dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan keburukan sebiji dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula" (QS. Az Zalzalah : 7-8).

Bekerja untuk Indonesia, mari Membangun Ukhuwah.
Wallahualam bisshowwab

-----

Komentar

Postingan Populer