Kematian : Pintu Itukah Yang Harus Dilalui Setiap Insan ?

PINTU ITUKAH YANG HARUS DILALUI SETIAP INSAN?
 Oleh : Muhammad Erwin Hidayat

Maha suci Allah yang senantiasa memberikan kenikmatan kepada kita berupa indra, baik itu indra penglihatan, perasa, peraba, penciuman dan pendengaran. Tidak terbayangkan jika salah satu nikmat tersebut diambil oleh-Nya, kita sebagai mahluk yang lemah tidak akan sanggup juga untuk menghitung berapa jumlah nikmat yang Allah berikan. Padahal nikmat yang Allah berikan di muka bumi ini adalah bagaikan setitik air. Subhanallah

Muhammad SAW, nabi terakhir kita telah berjuang untuk mengajarkan kepada kita hal yang baik, memberitahukan serta menuntun kita untuk mencari ridho Allah sehingga cita-cita kita sebagai manusia yang beriman dan bertakwa dapat diraih. Minazzulumaa tii ilannuur.
Dunia ini merupakan perhiasan yang memberikan berbagai kenikmatan, tapi cukuplah islam yang terbaik bagi kita, ketakwaan dan keimanan sebagai pegangan kita, wahai saudaraku. Allah telah berfirman dalam al qur’an bahwa sesungguhnya dunia ini adalah sebagai perhiasan dunia yang di dalamnya terdapat berbagai kemaksiatan yang mampu menyebabkan manusia mendapat petaka berupa kenikmatan dunia sesaat.

ImageTerlepas dari itu, hidup di dunia ini penuh dengan metamorfose. Lihat saja kupu-kupu yang terlahir dari induknya dalam bentuk telur, dari telur itu menetas menjadi seekor ulat yang menempel di pepohonan, setelah jatuh tempo akhirnya ia merubah diri menjadi seekor kepompong. Akhirnya, setelah beberapa proses dari fase ke fase tersebut berubahlah sebutir telur tadi menjadi seekor kupu-kupu yang indah dipandang dan memberikan kesenangan bagi yang melihatnya.
Itulah sedikit gambaran kehidupan ini sahabat, begitu juga dengan manusia yang memiliki fase-fase kehidupan. Manusia terlahir dalam bentuk bayi setelah menjalani kehidupan di alam rahim seorang ibu selama lebih kurang 9 bulan 10 hari yang dikalkulasikan menjadi 37 minggu. Dari bayi tersebut, kita sebagai manusia akan beranjak menjadi balita yang lucu-lucunya dilihat setiap orang.

Secara tidak langsung, waktu telah berjalan dan terus berputar dimana balita tersebut lambat laun menjadi seorang anak-anak yang mulai menempuh tingkat pendidikan sejak STK sampai SMA ataupun PT. Ya, menjadi remajalah seorang bayi tersebut. Tidak cukup sampai disitu, usia remaja telah usai, dewasa menunggu hingga usia tua pun menjadi tujuan akhir dari hidup ini.
Apa yang menjadi ibtilah (pelajaran yang bisa diambil) dari gambaran di atas, apakah proses metamorfosa dari setiap fase tersebut  sahabat?

Bukan sahabat, yang perlu kita terawang lebih jauh adalah pada fase terakhir hidup ini. Ya, usia tua. Usia tua tersebut sangat rentan dengan pintu utama dari kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan yang kekal di alam barzah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, kurang lebih isinya begini: “bahwa di dalam hidup ini ada suatu pintu yang harus dilewati, dan pintu itu harus dilewati oleh setiap mahluk yang bernyawa. Pintu apakah itu sehingga itu wajib dilalui setiap manusia?

KEMATIAN, itulah jawabannya sahabat. Kematian tersebut terlalu rentan pada usia tua, tapi tak selamanya kematian itu terus memburu usia yang lebih tua. Kematian merupakan takdir Allah yang telah tertulis di lauhul mahfuz dulu ketika kita akan terlahir sebagai malaikat kecil di muka bumi ini. Fase tersebut merupakan pintu gerbang utama dalam menjalani kehidupan sesungguhnya, karena sesungguhnya dunia ini hanyalah halte kehidupan sebagai tempat persinggahan sementara dan kehidupan akhirat adalah sekekal-kekal tempat hidup.

Kematian tidak pernah memandang bulu, baik itu usia tua maupun usia muda, tidak pernah juga memandang tempat, di tempat yang baik maupun di tempat yang penuh keburukan. Kematian itu tidak pernah bisa dipercepat dan tidak pernah bisa diperlambat, jika sudah datang waktunya maka tidak bisa ditunda-tunda lagi walaupun dengan cara apapun. Inilah takdir Allah azza wajalla. Tidak pernah ada pertolongan untuk menghindarinya selain pertolongan Allah. Itulah bukti kekuasaan Allah SWT.

Tapi, ada satu hal yang membuat kematian itu sangat ditakuti, yaitu keadaan dimana kematian itu akan datang menjemput objek yang dituju. Keadaan dimana rasa sakit tidak pernah dirasakan dimasa hidup. Keadaan itu telah kita kenal dengan istilah “sakaratul maut”. Sakaratul maut merupakan proses pencabutan nyawa yang ada di dalam tubuh setiap insan manusia.
Pernah suatu ketika seorang sahabat berkata kepada putranya di saat menjelang kepergiannya meninggalkan dunia fana ini. Si anak bertanya, apa yang ayah rasakan saat ini? Si ayah (sahabat.red) mengatakan kepada si anak. Tidak pernah terasakan sebelumnya olehku, badanku terasa dihimpit dengan kuat, aliran nafasku bagaikan jarum yang sangat kecil sehingga aku lelah bernapas, dan tusukan yang terasa amat dahsyat mulai dari ujung kakiku hingga ujung rambutku. Itulah sakaratul maut. Tidak menjelang lama, sang sahabat tersebut menghembuskan nafas terakhirnya.

Itulah sedikit gambaran ketika kita akan melalui pintu utama untuk menggapai ridho illahi. Dan yang paling penting adalah, bagaimana kesiapan kita untuk menghadapi dan memasuki pintu tersebut. Tentu hanya dengan amal dan perbuatan baiklah yang mampu meringankan kita untuk melaju memasuki pintu itu.

Teruslah berjuang sahabat dalam dakwah ini, berikan manfaat pada setiap orang, sehingga kelak kita mampu untuk tersenyum ketika kematian itu menjemput sedangkan orang lain hanya berlinang air mata menghantarkan kita sampai pintu tersebut.
Wallahua’lam bi sawab.

Sumber: http://mahad-ukhuwah.com/content/view/61/59/

-----------------------

Komentar

Postingan Populer