Asmaul Husna 3 : Al Malik (Yang Maha Menguasai)
AL MALIK
(Yang Maha Menguasai)
Dialah Sang Maharaja, yang sepenuhnya merajai seluruh semesta alam dan segenap semesta di dalam diri seluruh penghuninya. Hanya kehendak-Nya, hukum-Nya dan keinginan-Nya sajalah yang berlaku di seluruh alam: di alam mulk (: kehendak, alam fisik), alam malakut(: kerajaan, alam jiwa) dan alam jabarut (:penguasa tunggal tertinggi, alam ruh). Apa yang dikehendaki-Nya pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya mustahil akan terjadi.
Apa yang terjadi adalah karena Dia menghendakinya. Apa pun yang luput, adalah karena Dia menghendakinya. Kekuasaan-Nya mutlak dan tanpa batas. Segala sesuatu tunduk kepada aturan-Nya, dengan disadari maupun tidak, diterima dengan senang maupun dengan berat hati oleh mahlik-Nya. Tiada apa pun yang bisa menghalangi kehendak-Nya.
Dialah yang menguasai segala kekuasaan, yang merajai semua penguasa. Ia menjadi raja atas segala sesuatu dan tidak membutuhkan apapun, namun segala sesuatu butuh dan tunduk kepada-Nya. Ia sepenuhnya memahami wilayah kekuasaan-Nya, dan mengetahui apapun yang terjadi di dalamnya. Tiada sehelaipun daun jatuh selain karena Dia menghendakinya.
Abdul Malik adalah hamba yang sepenuhnya memahami bahwa dirinya ada dalam kekuasaan-Nya. Demikian pula, Allah telah memberinya kekuasaan atas hawa nafsunya, matanya, telinganya, lidahnya, pikirannya maupun segala perbuatannya sehingga ia mampu menjadikan segenap dirinya tunduk dan sesuai dengan kehendak Allah atas dirinya. Ia menyadari bahwa dirinya adalah warga kerajaan-Nya, sehingga ia tidak membutuhkan apapun lagi selain Sang Raja, karena Dia-lah yang akan memenuhi segala kebutuhannya. Ia hidup dalam wilayah-Nya, sehingga ia tidak membiarkan ada satupun perbuatannya yang menyimpang dari hukum Sang Penguasa.
"Ya Allah, Engkaulah Al-Malik, tiada tempat mengabdi selain Engkau. Engkaulah Rabb-ku dan aku hanyalah budak-Mu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui semua dosa-dosaku, maka ampunilah dosaku seluruhnya, karena sesungguhnya tiada sesuatupun yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau" (HR. Muslim)
Sumber : AL-MUJIB Al-Qur'an dan Terjemahannya, Edisi Asmaul Husna dan Do'a.
===============
Apa yang terjadi adalah karena Dia menghendakinya. Apa pun yang luput, adalah karena Dia menghendakinya. Kekuasaan-Nya mutlak dan tanpa batas. Segala sesuatu tunduk kepada aturan-Nya, dengan disadari maupun tidak, diterima dengan senang maupun dengan berat hati oleh mahlik-Nya. Tiada apa pun yang bisa menghalangi kehendak-Nya.
Dialah yang menguasai segala kekuasaan, yang merajai semua penguasa. Ia menjadi raja atas segala sesuatu dan tidak membutuhkan apapun, namun segala sesuatu butuh dan tunduk kepada-Nya. Ia sepenuhnya memahami wilayah kekuasaan-Nya, dan mengetahui apapun yang terjadi di dalamnya. Tiada sehelaipun daun jatuh selain karena Dia menghendakinya.
Abdul Malik adalah hamba yang sepenuhnya memahami bahwa dirinya ada dalam kekuasaan-Nya. Demikian pula, Allah telah memberinya kekuasaan atas hawa nafsunya, matanya, telinganya, lidahnya, pikirannya maupun segala perbuatannya sehingga ia mampu menjadikan segenap dirinya tunduk dan sesuai dengan kehendak Allah atas dirinya. Ia menyadari bahwa dirinya adalah warga kerajaan-Nya, sehingga ia tidak membutuhkan apapun lagi selain Sang Raja, karena Dia-lah yang akan memenuhi segala kebutuhannya. Ia hidup dalam wilayah-Nya, sehingga ia tidak membiarkan ada satupun perbuatannya yang menyimpang dari hukum Sang Penguasa.
"Ya Allah, Engkaulah Al-Malik, tiada tempat mengabdi selain Engkau. Engkaulah Rabb-ku dan aku hanyalah budak-Mu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui semua dosa-dosaku, maka ampunilah dosaku seluruhnya, karena sesungguhnya tiada sesuatupun yang bisa mengampuni dosa kecuali Engkau" (HR. Muslim)
Sumber : AL-MUJIB Al-Qur'an dan Terjemahannya, Edisi Asmaul Husna dan Do'a.
===============
Komentar
Posting Komentar