Abjadiyah Amaliyah Ramadhan (24) Huruf WAW : Wada'un Ramadhan


WADA'UN RAMADHAN (SELAMAT TINGGAL RAMADHAN)
Oleh: Abu ANaS

 
 
حرف الواو
وَدَاعٌ رَمَضَانَ
Wada’un Ramadhan (Selamat Tinggal Bulan Ramadhan)
 
Saat berada di pintu perpisahan, hati ini merasa sedih dan gelisah, air mata berlinang, meratapi dan menangisi kepergian bulan yang penuh berkah dan kebaikan.
Kita tidak mengetahui, apakah kita termasuk orang yang akan bertemu kembali pada tahun depan atau tahun ini merupakan perpisahan terakhir… Untuk itu, kami wasiatkan kepada semua agar bersungguh-sungguh dalam beramal shalih hingga detik-detik akhir  Ramadhan.
Ingatlah bahwa para salafusshalih selalu berdoa kepada Allah SWT pada 6 bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan bulan Ramdhan dan berdoa selama 6 bulan berikutnya agar diterima seluruh perbuatannya.

Dinatara doa mereka adalah
اللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ وَتَسْلِمْهُ مِنِّي مُتَقبَّلاً
“Ya Allah SWT, selamatkanlah daku hingga bulan Ramadhan depan, pertemukan Ramadhan denganku, dan terimalah seluruh amalanku pada bulan Ramadhan.”

Ya Allah SWT, temukan kami pada bulan Ramadhan, dengan mendapat ampunan-Mu, terpelihara dari api neraka-Mu, dan pertemukan kami dan umat Islam di belahan dunia manapun dengan bulan Ramadhan tahun depan sehingga mendapatkan limpahan ganjaran dan ampunan-Mu.
Tidak terasa kita sudah mencapai hari terakhir bulan Ramadhan. Semoga Ramadhan kali ini kita dapat menyelesaikan ibadah puasa kita dengan sempurna, bukan sekedar lapar dan dahaga saja. Kita berbahagia karena kita dapat memenuhi panggilan Allah SWT, sementara saudara-saudara kita yang lain tidak dapat beribadah puasa lagi karena sudah berpulang ke rahmatullah . Dan seperti setiap ibadah dimaksudkan untuk keutamaan hidup, maka ibadah puasa ini pun semoga dapat dilaksanakan lebih baik hendaknya dan mencapai sasaran pokok: la’allakum tattaqum (agar kamu menjadi orang-orang yang takwa) dalam membina kehidupan yang diridhai Allah SWT.
Alangkah baiknya kalau dalam kesempatan ini, kita merenungkan kembali hadits-hadits Rasulullah SAW yang berkaitan dengan ibadah puasa menjelang hari-hari terakhir bulan Ramadhan : Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda :

” Sesungguhnya Allah SWT Ta’ala pada setiap jam di bulan Ramadhan membebaskan enam ratus ribu orang dari neraka, di antara mereka yang sepatutnya mendapat siksa,  sampai tiba lailatul qadar. Sedang pada malam qadar itu, Dia membebaskan sebanyak orang yang dibebaskan sejak awal bulan. Dan pada Hari Raya Fitri , Dia membebaskan sebanyak orang yang dibebaskan sejak awal bulan sampai Hari Raya Fitri itu”.

Dan dari Jabir, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda :
” Apabila tiba malam terakhir dari bulan Ramadhan, maka menangislah langit, bumi dan para malaikat atas musibah yang menimpa umat Muhammad SAW.” Seseorang bertanya : “Ya Rasulullah, musibah apakah itu?” Jawab Rasulullah SAW : “Perginya bulan Ramadhan. Karena sesungguhnya doa-doa di waktu itu dikabulkan, sedekah-sedekah diterima, kebaikan-kebaikan dilipatkan, sedang azab ditahan.”

Oleh karenanya, musibah manakah yang lebih besar daripada perginya bulan Ramadhan. Apabila langit dan bumi saja menangis demi kita, maka kita lebih patut menangis dan menyesal atas terputusnya keutamaan-keutamaan dan kemuliaan-kemuliaan ini dari kita.
Dalam hadits lain disebutkan :

“Tidak ada bulan yang lebih baik dari bulan Ramadhan bagi Kaum Muslim. Orang yang berbuat dosa di antara waktu shalat fardhu yang lima, shalat Jum’at sehingga Jum’at berikutnya, dan bulan Ramadhan hingga bulan Ramadhan berikutnya, akan dihapuskan dosa-dosanya apabila ia melakukan ibadah tersebut, dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa-dosa besar.

Rasulullah SAW juga bersabda :
“Alangkah kecewanya orang yang sejak tiba bulan Ramadhan hingga habis bulan tidak diberi ampunan. Orang yang seperti itu akan menyesal karena melalaikan ibadah dalam bulan Ramadhan; demikian pula pauasanya hampa belaka, karena tidak mendapat karunia ampunan Allah SWT”.

Abu Ayub Al-Anshari r.a. berkata, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan, kemudian diikutinya puasa itu dengan puasa enam hari pada bulan Syawwal, maka pahalanya sama dengan puasa satu tahun” (Muslim).

Kita semua mengetahui bahwa bulan Ramadhan adalah bulan rahmat, bulan kasih sayang. Pada bulan ini, Allah SWT melimpahkan kasih sayang-Nya pada kaum Mukmin. Pada gilirannya, kita pun diperintahkan menyebarkan kasih sayang pada segenap makhluk-Nya. Pada bulan Ramadhan misalnya, Allah SWT mendidik kita untuk merasakan lapar dan dahaga, supaya tumbuh pada diri kita rasa sayang pada mereka yang dalam hidupnya senantiasa bersahabat dengan lapar dan dahaga. Pada akhir Ramadhan, kita wujudkan rasa kasih ini dengan mengeluarkan zakat fitrah.
Setelah berakhir bulan Ramadhan maka pada besok paginya umat Islam  merayakan kemenangannya dengan menunaikan shalat sunnah Idul Fitri. Mereka berkumpul dengan saudara-saudara lainnya – sesama kaum Muslim – untuk menyampaikan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan hidayah sehingga dapat menyelesaikan ibadah puasa satu bulan penuh, mampu melewati hari-hari yang penuh ibadah dan kesucian.
Saat-saat bahagia ketika berkumpul bersama keluarga seusai adzan maghrib telah berlalu. Saat-saat yang indah ketika memenuhi masjid untuk menuntut ilmu, tadarus, dan tarawih telah pergi. Saat-saat yang khidmat ketika bangun di waktu dini hari untuk bermunajat di keheningan malam lalu dilanjutkan dengan makan sahur menjelang azan subuh sambil berdzikir, beristighfar dan berdoa telah pergi.
Telah pergi dan berlalu bulan yang bukan saja dipenuhi ibadah kepada Allah SWT, tetapi juga bulan bertaburkan kasih-sayang kepada sesama hamba Allah SWT. Seperti kata Rasulullah SAW :

” Inilah bulan yang pada awalnya kita sebarkan kasih sayang, pada pertengahannya kita taburkan ampunan, dan pada kahirnya kita membebaskan diri dari api neraka”. 

Sumber:  http://www.al-ikhwan.net/abjadiyat-amaliyah-ramadhan-24-huruf-waw-4051/

----------------------

Komentar

Postingan Populer