AMIN RAIS : MULTIKRISIS DAN FENOMENA ISLAMOPHOBIA

AMIN RAIS : MULTIKRISIS DAN FENOMENA ISLAMOPHOBIA

Setelah berjalan selama satu abad, selain rasa syukur dan tawaqqal alallah, Muhammadiyah perlu melakukan semacam reevaluasi dan rekonstruksi agar Muhammadiyah, insya Allah, tidak akan kehilangan relevansi atau keterkaitan dan tetap eksis dalam beramar makruf nahi munkar lillahi rabbil alamin. Demikian Prof. Dr. Haji Muhammad Amien Rais mengawali pengajian Ahad Pagi Al-Manar Muhammadiyah Ponorogo, bertempat di halaman Masjid Al Manar Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 15 Mei 2011.


Pengajian rutin tiap ahad pagi yang dihadiri oleh ribuan warga Muhammadiyah Ponorogo Jawa Timur kali ini menjadi agak istimewa karena diselenggarakan dalam kaitan milad Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang ke 45 dan milad Pengajian Ahad Pagi Al-Manar yang ke-14.

Dalam ceramah pengajian sekitar satu jam tersebut, Profesor H. M. Amien Rais menyampaikan beberapa hal,  antara lain menyoroti  fenomena penduduk bumi yang jumlahnya bertambah terus, namun oleh Allah, dengan kekuatan dan  takdir-Nya bumi ini diciptakan mampu untuk memenuhi kebutuhan manusia yang jumlahnya terus bertambah.

Masalahnya, seperti kata Mahatma Gandhi, bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan semua manusia, tetapi bumi tidak cukup untuk mencukupi keserakahan manusia. Telah terjadi ketidakseimbangan sistem alam akibat ulah eksploitasi manusia sehingga pada akhirnya menimbulkan bencana.

Jumlah penduduk yang banyak itu sesungguhnya tidak masalah, tapi keserakahan manusia itulah yang menimbulkan masalah. Masalah itu antara lain adalah krisis pangan. Krisis pangan ini sesungguhnya tidak perlu terjadi seandainya tidak terjadi climate change (perubahan iklim).

Selain krisis pangan terjadi krisis energi. Umat manusia sekarang ini dengan serakahnya ‘ngokop’ minyak bumi.  Terjadi juga krisis lingkungan. Para ahi sudah teriak-teriak akibat global warming, meningkatnya suhu di atmosfir. Tiap hari gunung-gunung salju di kutub utara dan selatan mencair perlahan-lahan, mengakibatkan meningkatnya permukaan air laut, yang menyebabkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi. 


Terjadi pula krisis peradaban, krisis moral, krisis akhlak. Apa beda maksiat jaman dulu dengan sekarang. Seorang khatib di masjid kecil menyebutkan, dulu orang berbuat maksiat secara sembunyi-sembunyi, sekarang orang berani berbuat maksiat terang-terangan tanpa malu-malu. Antara yang haq dan yang bathil, antara khairat dan sayyiat, betul dan salah sudah tidak ada batas-batas ukurannya.

Selain itu, terjadi apa yang disebut islamophobia. Kebencian, ketakutan kepada Islam tanpa alasan. Mendengar tentang Islam, orang itu inginnya melenyapkan dan menghancurkan.  Islamophobia menggunakan berbagai  taktik. Antara lain, pertama; metode tasykik, membuat syak dan ragu-ragu di dada umat Islam tentang kebenaran Islam. Kedua, metode tasyrik, Islam dipreteli kesempurnaan sistem ajarannya. Ketiga,  metode taghyib , mencampuradukkan yang benar dan salah dalam khasanah Islam. Keempat, metode tadhlil, menyesatkan. Kelima, Taghrib, westernisasi, pembaratan metode berpikir generasi muda Islam.

Metode Taghrib atau westernisasi ini sangat berbahaya karena banyak anak muda Islam terkena penyakit westernmaniac.  Maniak Barat. Asal Barat, lebih hebat, Barat lebih unggul lebih sempurna, sementara Melayu itu inferior, Melayu kulit sawo matang lebih bodoh dan sebagainya, sehingga hal ini menimbulkan sikap hidup yang merugikan. Itulah sebabnya mengapa pertambangan kita: minyak, gas, emas, tembaga, perak, batubara, dan semuanya lebih ‘dikangkangi’ yang bule-bule itu karena orang  Jawa, orang Sumatera, orang Maduranya, orang Bugis dan lainnya, dianggap tidak mampu menangani pertambangan itu, sehingga diserahkan kepada orang asing, kita cukup dikasih pajaknya sudah lumayan. Westernmaniac ini telah menyebabkan kita menyembah Barat, mengagungkan Barat dan menganggap diri kita sendiri lebih rendah dari dunia Barat itu. Karena itu, kita memang harus meningkatkan rasa percaya diri kita. [muhammadiyah/ad]
Sumber:  http://www.islamedia.web.id/2011/05/amien-rais-multikrisis-dan-fenomena.html
....

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer