Mualaf : Sara dan Elaine, Kini Bersyukur Rasakan Ramadhan

SARA DAN ELAINE, KINI BERSYUKUR RASAKAN RAMADHAN


Seperti tengah menjalani cinta pertama. Inilah yang dirasakan Siti Sara Phang Abdullah dan Nur Balqis Elaine ketika menceritakan kembali konversi mereka ke dalam Islam. Ramadhan bagi keduanya, bak dicinta ulam tiba.

Dibesarkan dalam keluarga Kristen, Sara, 19, pada mulanya terpesona pada budaya Islam. Dia terpikat oleh tradisi seperti jilbab, dan bagaimana teman-teman Muslim-nya mempunyai banyak doa, sejak dari bangun tidur, makan, ke toilet, berkendara, hingga tidur lagi. Saat Ramadhan, mereka berpuasa.

"Tapi mereka tidak bicara tentang Islam, atau mempromosikannya pada saya. Saya jatuh cinta dengan keindahan Islam dengan sendirinya," tambahnya.

Elaine, 20, yang berdarah campuran Cina-Dayak, mengakui hal sama. "Aku punya teman banyak di sekolah Melayu, dan hatiku tertambak pada Islam. Ini adalah benar-benar baru dan perasaan yang hebat," katanya dalam bahasa Melayu fasih. Ibunya adalah seorang Katolik Roma.

Sambil tersenyum, dia menambahkan bahwa dia merasa lebih tenang sekarang banyak setelah memeluk Islam.

Berpakaian sederhana, dua wanita muda ini antuasias menceritakan kisah mereka di Perkim, sebuah organisasi kesejahteraan Islam yang didirikan untuk membantu mualaf Malaysia menyesuaikan diri dengan kehidupan baru sebagai Muslim.

"Ketika saya bangun selama sahur, saya senang untuk berpuasa," kata Sara. Ia, yang dulu kerap coba-coba berpuasa, mengikuti kebiasaan teman-teman muslimnya saat Ramadhan, menambahkan bahwa ia sedikit lelah dan haus di siang hari. "Jika saya bisa tahan, saya teruskan, tapi kalau perut terasa sangat nyeri karena asam lambung naik, saya berbuka."

Sedang Elaine, ia mengaku terbiasa berpuasa. Saat bersekolah di Kedah, ia kerap ikut berpuasa setiap hari Senin dan Kamis. "Perut saya sakit sedikit karena udara di dalam," akunya.

Elaine menambahkan bahwa puasa membuatnya sangat bahagia. Ia merasa tenang dan mengingatkan kerendahan hati dan kesabaran.

Meskipun kisah-kisah mereka diceritakan dengan kegembiraan yang besar, namun perjalanan mereka menemukan Islam tidaklah mulus. Sara dan Elaine tinggal di penampungan Perkim untuk anak perempuan, setelah keluarga mereka mengusirnya karena berpindah agama.

Sara berkata bahwa keluarganya tidak setuju dengan pilihannya pada Islam. Walau ia menyembunyikannya, akhirnya keluarga besarnya mengendusnya.

"Ayah saya melihat saya memiliki lebih banyak baju kurung,  buku-buku Islam dan hal-hal keagamaan lainnya, sehingga ia bertanya," ia menjelaskan. Sara, yang dibesarkan sebagai seorang Protestan, akhirnya mengaku ia telah menjadi Muslim.

Dia mengatakan bahwa ibunya dan saudara perempuannya menerima, tetapi ayahnya telah memberinya ultimatum untuk memilih antara tinggal di rumah atau menjadi seorang Muslim. Dia memilih yang terakhir dan sekarang ia tinggal di penampungan dengan Elaine.

Elaine menyatakan ayahnya yang seorang Buddha telah menerima agama barunya. Tak demikian dengan sang ibu. ""Karena aku seorang Muslim sekarang, akan lebih mudah buatku untuk tinggal di luar saja," tambahnya.

Dia mengakui bahwa "agak aneh" bagaimana dia tertarik dengan Islam. "Setiap kali saya mendengar azan, hati saya gelisah," katanya dengan kilau di matanya.

Inilah yang mendorongnya untuk lebih banyak tahu tentang islam. "Islam lebih menenangkan. Aku lebih tenang sekarang," katanya.

Kedua gadis ini menjelaskan bahwa mengubah nama mereka tidak terlalu sulit. Yang dibutuhkan, katanya,  adalah "Kad Islam" dari Departemen Agama Islam (Jawi), atau sebuah "Surat Sumpah", disertai akte kelahiran dan kartu identitas mereka. "Diurus di Putrajaya, maka di hari yang sama kita sudah bisa menyandang nama baru Muslim," kata Elaine.
 (Redaktur: Siwi Tri Puji B)

Sumber Asal : The Malaysia Insider, Perkim
 Judul Asli : Sara dan Elaine : Sebelum Jadi Muslim Coba-coba Puasa....Kini Bersyukur Rasakan Ramadhan
Sumber : http://www.republika.co.id/

-------------------

Komentar

  1. Kita sebagai umat Islam, umat Allah SWT, sangat bersyukur dan amat berbahagia atas proses yg "alamiah" ini, persis sesuai "Janji Firman Allah SWT" melalui Al-Qur'an - NYA, kitab suci yg merupakan kitab pedoman kehidupan untuk seluruh umat-NYA, sebagai peringatan bagi kita diseluruh alam semesta ini. Yang lebih indahnya lagi, kita tanpa harus melakukan gerakan2 konyol yang bodoh, sembunyi2 merayu umat lain untuk dipengaruhinya. Kita tanpa harus "Menekan Keberadaan Jiwa Aslinya Untuk Merampas Hak Hak Alamiahnya....."
    Marilah kita menikmati "Fenomena Asli Skenenario Allah SWT" ini dengan ber-sujud syukur dan juga dengan bersuka-cita....

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer