Kita Bukan Sekedar Teman… Kita Adalah Saudara…

 Oleh : Bahrudin Yulianto
 dakwatuna.com - Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rabb Pemilik semesta, Penggenggam jiwa. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Pemimpin terbaik serta sahabat sekaligus saudara terbaik, dialah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wasalam.

Sebelum memulai, saya ingin menceritakan sedikit tentang pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan: Ketika di perjalanan pulang selepas bekerja seharian, tepatnya di perempatan lampu lalulintas kelapa gading, saya yang sedang menunggu lampu lalulintas berubah dari merah ke hijau, dikagetkan oleh seorang pengendara motor lain yang tiba-tiba menegur, a ha ternyata dia adalah teman yang saya kenal 5 tahun yang lalu, saat kami bersama-sama mencoba merintis dakwah di SMP tempat kami menimba ilmu dulu, namun karena kesibukan masing-masing akhirnya hampir 2 tahun kami tidak berjumpa. Sambil menunggu lampu lalulintas mengizinkan kami melanjutkan perjalanan, kami pun sedikit berbincang, sampai satu ketika dia mengeluarkan kalimat yang sangat menyentuh jiwa saya, ketika saya bertanya mengapa dia bisa yakin bahwa orang yang dia tegur memang adalah saya, dia menjawab“ teman ga akan ane lupa”. Subhanallah, Maha Suci Engkau yang telah menyatukan hati kami dalam cinta karenaMu…

Kalimat itu, walaupun singkat, memiliki makna yang mendalam, betapa hubungan silaturahim, yang diawali karena niat mengharapkan keridhaan dari Sang Pemilik Hati, insya Allah akan terjaga sampai kapan pun.  Ya Allah saksikanlah, dia bukan sekedar teman, dia adalah saudaraku…satukanlah kami di syurgaMu…
Ayyuhal ikhwah, di dalam perjalanan kehidupan kita, Allah memperkenankan kita untuk berjumpa dengan banyak orang, dari sekian banyak orang tersebut, ada yang sekedar berlalu, ada yang mungkin menjadi musuh, ada yang menjadi teman, sahabat, bahkan saudara.

Teringat ketika Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah, hal yang Beliau lakukan pertama kali adalah mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshar. Ya, Rasulullah bukan sekedar mempertemankan mereka, tapi mempersaudarakan mereka dengan ikatan persaudaraan yang lebih kekal ketimbang persaudaraan karena hubungan darah, itulah persaudaraan yang dilandasi ukhuwah Islamiyah, persaudaraan yang akan menyatukan mereka hingga ke syurga….
Oleh karena itu, ketika Allah mengizinkan kita berada dijalan dakwah, maka bersyukurlah akan hal itu, salah satunya adalah dengan menjadikan teman kita, bukan sekedar teman, tapi menjadikannya saudara kita, yang dengannya kita akan saling mengenal, memahami, tolong menolong, bahkan saling memikul beban.
Jangan sampai kita sekedar menjadi teman hanya saat senang, lalu  meninggalkannya ketika kesulitan menghampirinya. Menjadi teman hanya karena ada keuntungan yang bisa didapatkan dari teman kita, hanya mau menasihati tanpa mau dinasihati, sehingga bukan keridhaan yang didapat namun kemurkaan Allah yang akan membuat kita menjadi orang yang merugi, bukan hanya di dunia juga di akhirat kelak.

Jadilah kita saudara yang saling menguntungkan sebagaimana disebutkan dalam surat Al Ashr: ”… yang saling nasihat menasihati dalam kebenaran, dan yang saling nasihat menasihati dalam kesabaran. Mampu memenuhi hak saudara kita untuk mengingatkannya ketika melakukan kesalahan, serta menerima dengan penuh kelapangan ketika kita dinasihati karena kesalahan kita, dengan semangat memperbaiki diri menuju kemenangan hakiki meraih keridhaan Ilahi Rabbi.
Beruntunglah dan bersyukurlah, jika kita diizinkan oleh Allah diperjumpakan dengan orang lain yang akhirnya menjadi teman, sahabat, bahkan saudara dijalan dakwah. Dijalan yang akan membuat kita meraih keridhaannya.
Yaa Allah saksikanlah, bahwa teman-temanku dijalan dakwah, mereka adalah saudaraku…

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa hati kami ini telah berkumpul karena cinta kepada-Mu, bertemu karena taat kepada-Mu, bersatu karena dakwah-Mu, dan saling mengikat janji untuk membela syariat-Mu. Karena itu, kuatkanlah ikatan kesatuannya, kekalkanlah kecintaannya, tunjukilah jalannya, penuhilah ia dengan cahaya-Mu yang tidak pernah redup. Lapangkanlah dadanya dengan pancaran iman kepada-Mu dan tawakal yang baik kepada-Mu. Hidupkanlah ia dengan mengenal-Mu dan matikanlah dengan meraih syahadah di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pelindung dan penolong. Ya Allah, kabulkanlah permohonan kami ini.”
Wallahu a’lam bishshawwab…

Sumber: http://www.dakwatuna.com

Komentar

Postingan Populer