Mengubah Perbedaan Menjadi Kekuatan

Mengubah Perbedaan Menjadi Kekuatan

PERBEDAAN adalah sunatullah. Di manapun dan kapanpun, perbedaan pasti akan selalu ada. Kita tidak bisa menuntut semuanya sama. Allah SWT berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami Menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu." (QS. Al-Hujuraat: 13).

Dari ayat tersebut kita bisa paham, bahwa Allah SWT membuat perbedaan tidak untuk dijadikan alat perpecahan. Perbedaan adalah rahmat dan sumber kekuatan, selama kita bisa menyikapinya dengan benar dan mendudukannya secara proporsional.

Lihatlah sebuah bangunan, ia begitu kokoh dan indah. Salah satu sebabnya karena bangunan tersebut tersusun atas bahan-bahan yang berbeda. Satu bahan dengan bahan lainnya saling menguatkan. Ada batu yang keras, ada kerikil yang kecil dan tajam, ada beton yang kokoh, ada semen, dan ada pula air yang lembut tapi mempersatukan. Alangkah indah kebersamaan dalam perbedaan.

Tapi lihatlah toko material. Di sana terdapat segala macam bahan bangunan, dari mulai yang termahal hingga yang termurah, dari yang kecil hingga yang besar. Tapi bermanfaatkah? Walaupun banyak dan beraneka ragam, barang-barang di sana tidak bisa diambil manfaatnya secara maksimal. Penyebabnya, satu sama lain tidak berhubungan, terpecah belah, dan tidak menempati posisi yang sebenarnya.

Begitu pun dalam hidup bermasyarakat. Setiap indivudu atau komponen masyarakat tidak akan mampu bersama, membentuk bangunan bangsa yang kokoh dan indah, apabila tidak ada persatuan di dalamnya. Dan, persatuan serta kokohnya bangunan bangsa harus berdiri di atas perbedaan.

BAGAIMANA caranya agar perbedaan tersebut bisa mendatangkan kekuatan dan rahmat Allah SWT? Ada beberapa cara.  

Pertama, kita harus bijak dalam memandang perbedaan tersebut. Caranya, carilah persamaan yang ada sebelum mencari perbedaan.
Kedua, setiap diri harus mampu memposisikan diri pada tempatnya.
Ketiga, jangan sekali-kali meremehkan orang lain. Perlakukanlah semua orang seperti orang penting, karena setiap orang memiliki peran tersendiri yang tidak bisa digantikan yang lain.
Keempat, jangan ingin menonjolkan diri dan merasa diri paling penting. Tanpa orang lain kita tidak akan bisa berbuat apa-apa. Lihatlah beton dalam bangunan, ia tidak menonjolkan diri. Tapi kita tahu, tanpa beton bangunan tidak akan kokoh berdiri.
Kelima, berusahalah menuntut diri sebelum menuntut orang lain.

SALAH satu hal yang bisa merusak kebersamaan dalam perbedaan tersebut adalah informasi yang salah. Sebuah informasi seringkali menimbulkan perpecahan di kalangan umat. Karena itu, kalau ada sebuah informasi hal pertama yang harus kita lakukan adalah tidak mempercayainya sebelum ada bukti yang jelas. Bila kita langsung merespons berita atau informasi tersebut, kita bisa jatuh pada ghibah bahkan fitnah. Kemudian lihatlah siapa yang memberikan informasi. Orang terpercayakah atau seorang pendusta? Dan yang lebih penting lihatlah bukti. Tidak ada jawaban yang paling tepat selain bukti. Semoga Allah menuntun kita menjadi orang yang bijak dan terpelihara. Amin 

Sumber :
http://www.pkslumajang.org
-------

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer