8/05/2013 01:19:00 PM |
Posted by Abu Rafah
Islamedia - As-Sisi kini baru sadar, bahwa dirinya hanya jadi pion yang
dimanfaatkan Anne Patterson, Dubes AS di Mesir. Dalam dialog dengan
salah satu situs zionis sebelum kudeta, Jumat (26/07/13) Dubes Amerika
Serikat di Kairo, Anne Patterson, mengeluarkan pernyataan bahwa yahudi
akan kembali ke Mesir pada tahun 2013 dan orang-orang Mesir akan
menuntaskan kemiskinan dan kelaparan melalui mereka. Patterson berkata,
“Kembalinya yahudi dari seluruh penjuru dunia ke tanah “yang
dijanjikan”, yaitu dari sungai Nil sampai Eufrat, sudah menjadi dekat.
Dan akan terwujud pada tahun 2013 ini” ujarnya sambil bangga bahwa
dirinya memainkan peran penting dan berbahaya dalam mewujudkan nubuwat
yahudi.
Bagi saya, Anne Patterson adalah mantan Dubes AS di
Pakistan yang "sukses" menggiring Pakistan ke dalam perang saudara dan
kondisi tak menentu dalam peralihan kekuasaan. Peran Anne Patterson
mirip dengan Madeleine Albright, atau bagi saya Anne Patterson adalah
titisan seniornya Madeleine Albright, sosok wanita pelobi ulung yang
sukses menggiring Presiden Irak Saddam Hussein untuk menginvasi Kuwait,
dan meletusnya Perang Teluk jilid II dimana akhirnya rakyat Irak kini
menjadi rakyat yang saling bunuh, dan kini kehilangan jati diri bahkan
menjadi negara inferior padahal dahulu Irak pernah menjadi Adidaya yang
menguasai dunia.
Madeleine Albright ini pula yang "merayu"
Prof. Amien Rais tak lama setelah reformasi dan lengsernya Presiden
Soeharto. Saat itu Prof. Amien Rais usai kunjungan sang Menlu AS,
mengatakan, "Baju Islam terlalu sempit." Atau pernyataan paling nyeleneh
Prof. Amien Rais, yang selama ini dikenal sebagai seorang pemberani,
adalah ungkapannya meminta bantuan kepada pemerintah Washington dalam
penyelesaian kasus Ambon. Kepada pers setelah bertemu dengan Menlu AS
Madeleine Albright, Amien mengatakan: "Saya katakan kepadanya
(Albright-red) secara tegas, bahwa sebagai anak bangsa saya mengharapkan
adanya intervensi moral dari Washington terhadap Indonesia" (Abadi, No.
18/Th 1, 11-17 Maret 1999). Permintaan ini dijawab secara spontan oleh
Albright, "of course!". Jawaban Albright tampak bukan basa-basi. Namun
dikabarkan kapal induk AS telah memasuki perairan Maluku dan
mondar-mandir di sana.
Kini As-Sisi menjadi tumbal dari
kelicikan AS (baca: Israel). Menilik pernyataan Menlu AS Jhon Kery di
UAE, bahwa Mesir harus dikembalikan seperti sedia kala (sebelum kudeta).
Maka As-Sisi nampaknya akan disingkirkan. Sebab target AS bukan
mengantarkan As-Sisi berkuasa, seperti Prof. Amien Rais yang "gagal"
menjadi Presiden. Tapi target AS adalah melumpuhkan Mesir, demi menjaga
kedigjayaan Israel. Karena setelah sukses menginvasi Irak, menghancurkan
Syiria, maka yang tersisa sebagai penghalang Israel adalah Mesir.
Anne Patterson-Madeleine Albright, adalah sama-sama titisan Yahudi yang
sedang on fire dan on mission. Keduanya meyakini betul peristiwa perang
armageddon, perang akhir zaman, yang akan terjadi antara kekuatan
Al-Bathil yang dimotori Israel-AS-Eropa melawan Islam yang nyata,
powerfull, dan didukung kader-kader Islam yang rela berkorban
harta-nyawa-raga. Bukan Islam yang sekedar sibuk menebar racun retorika
atau Islam yang hanya tampil di tataran budaya semata.
Di
titik ini, mengapa Ustadz Dokter Khairat Syatir, wakil Mursyid Ikhwanul
Musliimin menolak permintaan bertemu dari Wamenlu AS-Menlu Qatar-dan
Menlu UAE. Sebab, kudeta yang disponsori AS dan beberapa negara Teluk,
telah menyeret Mesir ke dalam kubangan krisis; mulai krisis ekonomi,
militer, konflik agama Islam-Koptik, dan yang paling parah krisis
kepercayaan di tengah masyarakat Mesir. Khairat Syatir melihat, jika
Moursi kembali menjadi Presiden, maka Ikhwanul Muslimin hanya disisakan
ekonomi yang morat-marit, spirit persaudaraan yang ringkih, kepercayaan
diri militer yang keropos. Ujung-ujungnya Mesir -seperti Indonesia,
Pakistan, Irak- takluk dalam telunjuk AS dan Israel.
Nandang Burhanudin
Sumber : http://www.islamedia.web.id/2013/08/demi-israel-mesir-dilumpuhkan.html
Komentar
Posting Komentar